Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri

Menjemput Takdir Ilmu di Negeri Syam

Dalam edisi kali ini, kami selaku Tim Beit Kilma berkesempatan untuk mewawancarai seorang alumni angkatan ke-2 yang kini tengah mengenyam pendidikan di University of Jordan, Amman. Beliau adalah Tsabita Nukhby Fauqillah atau yang kerap dikenal dengan sapaan ‘ukhti Tsabita’.
Berikut kami paparkan:
Apa alasan antum memilih untuk melanjutkan studi ke Yordania dan bagaimana perjalanan antum hingga dapat sampai ke sana?
Berawal dari tekad yang kuat untuk memperdalam ilmu agama langsung dari sumbernya, ana memantapkan niat untuk melanjutkan studi S1 ke Timur Tengah. Cerita-cerita perjuangan para asatidz dan alumni Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah yang telah lebih dahulu menuntut ilmu di negeri para Nabi menjadi dorongan besar untuk mengikuti jejak mereka.
Dulu, ketika masih nyantri, ana memang sudah menetapkan beberapa negara tujuan. Salah satunya adalah Mesir—karena mayoritas asatidz dan alumni PPDU Putri adalah lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo. Namun, lagi-lagi manusia hanya bisa berencana. Pada akhirnya, Allah-lah yang menentukan jalan terbaik bagi hamba-Nya.
Takdir membawa ana ke Negeri Syam, Yordania. Negeri yang penuh sejarah, tanah yang diberkahi, tempat berpijaknya para Nabi. Semua berawal pada malam wisuda angkatan saya, El-Savana Az-Zareera. Di hari itu, lewat arahan langsung dari Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah, Al-Ustadz Muhammad Ajir Abdi Moenip, Lc., M.A., ana diarahkan untuk melanjutkan studi ke University of Jordan yang berlokasi di Amman.
Setelah melalui serangkaian proses administrasi, persiapan, serta tes masuk—baik sebelum keberangkatan maupun setibanya di Yordania—alhamdulillah, ana diterima sebagai mahasiswi jurusan Ushuluddin, Fakultas Syariah. Sebuah nikmat luar biasa, karena ana dapat lolos dan langsung memulai perkuliahan tanpa perlu melewati kelas bahasa terlebih dahulu.
• Apa bekal yang antum persiapkan untuk melanjutkan studi di Yordania?
Salah-satu bekal penting ketika sampai di Bumi Syam yang sangat ana syukuri sampai saat ini adalah kemampuan berbahasa—baik Arab maupun Inggris—yang sudah diasah sejak di pondok. Sebagai alumni PPDU Putri 1, ana sangat merasakan manfaat dari kebiasaan praktik bahasa yang diterapkan di pondok. Di Yordania, penggunaan
bahasa Arab dan Inggris sangat umum. Meski sehari-hari masyarakat menggunakan bahasa Arab ‘ammiyah (dialek lokal), namun dialek Yordania masih cukup mudah dipahami karena masih mendekati bahasa Arab fusha.
Tak hanya itu, pelajaran-pelajaran dasar yang pernah ana dapatkan di pondok kini menjadi fondasi kuat dalam mengikuti perkuliahan. Bahkan banyak mata kuliah yang merupakan kelanjutan atau pendalaman materi dari apa yang pernah diajarkan oleh para asatidz dahulu di pondok.
• Apa pengalaman berharga hingga tantangan yang antum hadapi selama menuntut ilmu di Yordania?
• Alhamdulillah, tak terasa sudah tiga tahun ana menempuh studi di Yordania. Banyak pengalaman berharga, pelajaran hidup, hingga ujian yang telah dilalui. Nasihat dan pelajaran dari para asatidz sewaktu di pondok terus terngiang dan menjadi pegangan dalam menjalani hari-hari di perantauan.
• Tentu, perjalanan ini tidak selalu mulus. Banyak lika-liku yang harus dihadapi. Adaptasi dengan lingkungan baru, perbedaan kultur, budaya, serta pertemanan lintas negara menjadi tantangan tersendiri, namun juga menjadi pengalaman baru yang sangat berharga. Tak sedikit pula teman seperantauan yang akhirnya memutuskan pulang tanpa menyelesaikan studi. Namun, seperti halnya dahulu bisa bertahan sampai lulus dengan baik di pondok adalah sebuah tantangan besar, maka hal yang sama ana terapkan di waktu kuliah ini. Bertahan dan berjuang untuk bisa menggapai mimpi dan cita-cita yg pernah dilangitkan dahulu.
• Bismillah, minta doanya juga ya! Semoga ana bisa lulus husnul khatimah dengan hasil terbaik dan bisa kembali pulang ke tanah air untuk menyebarkan manfaat ilmu yg sedang ditimba disini seluas-luasnya. Amin.
• Apa pesan antum untuk santriwati DUPIONE?
Untuk adik-adik santriwati PPDU Putri 1 yang sedang menempuh proses belajar hari ini, izinkan ana menyampaikan sedikit pesan:
Jangan pernah takut untuk bermimpi! Bermimpilah setinggi mungkin, buat target dan cita-cita yang jelas dan spesifik. Maksimalkan ikhtiar dan ibadah kalian, lalu serahkan hasil akhirnya kepada Allah. Jangan pernah meremehkan proses yang sedang kalian jalani di pondok saat ini, karena semua itu akan menjadi bekal berharga yang akan sangat kalian syukuri suatu hari nanti.
Ikuti arahan para asatidz, dengarkan dan amalkan nasihat mereka, taati aturan yang ada. Karena semua aturan itu pasti ada untuk membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik untuk menghadapi beratnya dunia luar di hari yang akan datang.

Leave a Reply