Kajian Kitab Washoya Al-Aba’ lil Abna’ (2)

Kajian Kitab Washoya Al-Aba’ lil Abna’ (2)

Kitab Washoya Al-Aba’ lil Abna’ karya Syekh Muhammad Syakir ini termasuk salah satu kitab yang mudah untuk dipelajari oleh para santri karena tutur katanya yang indah lagi mengalir penuh sya’ir. Oleh karena itu, kali ini kami akan menyajikannya sesuai dengan apa yang beliau tuliskan tanpa mengubah banyak makna agar lebih mudah dipahami. Berikut lanjutan dari kajian kitab tersebut di pekan lalu.

Wahai Anakku, Bila kamu mau menerima nasehat orang lain, maka akulah orang yang paling berhak kamu terima nasehatnya.

Akulah gurumu, akulah pengajarmu dan akulah pendidik ruhmu.

Kamu tidak akan menemukan orang yang lebih menginginkan kemanfaatan dan kebaikanmu daripada aku.

Wahai anakku, Aku bagimu adalah penasehat yang terpercaya. Maka ambillah nasehat-nasehat yang aku berikan kepadamu.

Dan laksanakan nasehat itu saat di hadapanku, saat bersama teman-temanmu , ataupun saat kamu sendiri.

Wahai anakku, Bila kamu tidak melaksanakan nasehatku saat sendirimu, maka sulit bagimu melaksanakan nasehat itu saat bersama teman-temanmu.

Wahai anakku, bila kamu tidak menjadikanku sebagai panutan? Maka siapa yang kamu teladani?

Dan untuk apa kamu menyulitkan dirimu untuk duduk di hadapanku?

Wahai anakku, Sesungguhnya guru tidak ingin muridnya kecuali menjadi seorang yang baik dan beradab.

Apakah kamu bahagia bahwa gurumu dan pendidikmu tidak ridho kepadamu dan tidak peduli akan kebaikanmu?

Wahai anakku, Aku hanya menginginkan kebaikan bagimu, maka bantulah aku untuk menyampaikan kebaikan itu kepadamu, dengan mentaati dan melaksanakan akhlak-akhlak mulia yang aku perintahkan kepadamu.

Wahai anakku, Akhlak yang baik adalah perhiasan manusia bagi dirinya, bagi teman-temannya dan juga bagi keluarganya. Maka jadilah kamu orang yang baik akhlaknya, maka orang-orang akan memuliakanmu dan manyayangimu.

Wahai anakku, bila kamu tidak berhias dengan akhlak muliamu, maka kepandaianmu akan lebih membahayakanmu daripada kebodohanmu.

Karena orang bodoh bisa dimaklumi sebab kebodohannya, namun tiada alasan bagi orang berilmu bila tidak berhias dengan akhlak-akhlak yang mulia.

Wahai anakku, janganlah tergantung pada pengawasanku. Karena pengawasanmu terhadap dirimu itu lebih utama dan lebih bermanfaat bagimu daripada pengawasanku padamu.

Wahai anakku, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah memurnikan agama ini untuk diri-Nya. Dan tidak layak untuk agama kalian kecuali kedermawanan dan akhlak mulia. Maka hiasilah agama kalian dengan keduanya.” (HR. Thabrani)

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: