Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri

CUAP-CUAP HARI GURU NASIONAL 2020

Rabu, 25 November 2020 menjadi hari spesial bagi semua guru se-Indonesia. Mengapa? Karena hari ini adalah hari guru nasional. Pada hari ini pula, kita mengevaluasi diri kita masing-masing. Sudahkah kita menjadi murid yang baik? Sudahkah kita menjadi guru yang baik bagi murid-murid kita?

Kali ini, tim kami mewawancarai dua orang guru PPDU Putri 01. Beliau berdua berbagi pengalaman serta Q&A bersama kita untuk kita jadikan pelajaran bersama-sama. Yuk, simak!

Ustadzah Mega (Ustadzah dalam), narasumber pertama yang kita temui di kantor.

Q : Sudah berapa lama ustadzah mengajar?

A : Alhamdulillah, ini berjalan enam tahun.

Q : Apa yang paling ustadzah sukai selama menjadi guru?

A : Anak-anak. Karena ketika menjadi guru itu kita akan menjadi sososk yang ditunggu oleh anak-anak. Keberadaan kita berharga di mata mereka. Yang bikin kita senang jadi guru itu anak-anak. Ya, karena ada anak-anak kita jadi semangat mengajar.

Q : Bisa ceritakan suka-duka selama mengajar?

A : Kalau sukanya pasti banyak, ya.. Karena ketika menjadi guru kita ada untuk anak-anak dan bermanfaat untuk orang lain. Kalau saya pribadi dengan banyaknya rutinitas pondok dan juga tugas-tugas kuliah, pas ketemu sama anak-anak udah nggak kepikiran lagi. Semuanya kaya rileks gitu, seneng..

Kalau dukanya, ketika apa yang kita ajarkan susah untuk diterima anak-anak. Karena akhirnya kita mikir gimana caranya anak itu harus faham, sedangkan kemampuan tiap anak di setiap kelas itu pasti beda-beda. Ada yang ketika kita terangkan sekali dia langsung faham, tapi ada juga yang ketika kita jelaskan dua kali, lima kali, bahkan sepuluh kali, dia baru paham.

Tapi sebenarnya, suka dan duka itu tergantung kita menyikapinya. Kalau misalkan kita menganggap anak yang malas, anak yang lambat fahamnya, dan anak yang kurang memperhatikan kita itu sebagai tantangan baru buat kita, justru itu akan menambah pengalaman kita bagaimana sih, cara mendidik mereka agar menjadi murid yang lebih baik…

Q : Apa alasan Ustadzah untuk memutuskan profesi sebagai guru? 

A : Karena memang sejak awal, saya mondok di Gontor. Dan Gontor itu berkurikulum KMI (Kulliyatul Mu’allimat al-Isamiyah). Di mana kami dicetak untuk menjadi kader-kader pejuang terkhusus di bidang pendidikan. Dari situlah akhirnya saya termotivasi karena sudah banyak berkecimpung di dunia pendidikan. Selain itu juga karena saya ingin bermanfaat buat orang lain.

Kalau dari saya pribadi, saya meniatkan mengajar itu bukan untuk sebagai profesi atau mata pencaharian. Tapi karena saya terpanggil, saya suka, dan saya nyaman.

Q : Menurut Ustadzah, apa perilaku murid yang paling menyebalkan?

A : Ketika diberi tugas tidak mengerjakan, ketika kita menerangkan tidak mau mendengarkan atau ngobrol sendiri

Q : Apa motivasi terbesar Ustadzah selama menjadi guru?

A : Kata-kata Almarhum KH Imam Zarkasyi, salah satu pendiri Gontor, “Jadilah kalian orang besar, orang besar bukanlah orang yang memiliki pangkat yang tinggi, harta yang melimpah, atau ilmu yang luas dikenal orang di mana-mana, akan tetapi orang yang ikhlash mengajar ngaji walau di surau kecil di daerah terpencil.”

Belum selesai sampai situ, wawancara kita berlanjut dengan seorang guru SBK dan IPA yang tinggal di luar pondok, beliaulah al-Ustadzah Dra. Radhliyah Narayanti.

Ustadzah Radhiyah, guru IPA dan SBK PPDU Putri 01 yang kami temui di kantor.

Q : Sudah berapa lama ustadzah menjadi guru?

A : Saya mengajar mulai tahun 1990, berarti sudah tiga puluh tahun

Q : Di mana saja ustadzah pernah mengajar?

A : Pertama kali saya mengajar di SMA Arjuna. Pernah juga di SMA Kristen, tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Pernah juga di SMK Arjuna, SMK Sriwedari, SMK 9, kemudian PPDU Putri.

Q : Kenapa ustadzah memilih profesi sebagai seorang guru?

A : Pilihan itu datang ketika saya sudah menjadi seorang guru. Sebelum menjadi guru, saya tidak pernah terpikir akan menjadi guru. Karena menjadi guru itu dalam bayangan saya sulit sekali.
Saya merasa bersyukur menjadi guru. Karena menjadi guru itu sebuah kenikmatan tersendiri bagi saya. Ketika kita bekerja, meskipun belum menerima gaji, kita sudah menerima hasil kerja. Melihat anak-anak dari tidak bisa menjadi bisa itu sebuah kesenangan tersendiri. Melihat mereka tersenyum bisa mengerjakan sesuatu itu kesenangan tersendiri untuk saya.

Q : Siapa orang yang menginspirasi ustadzah untuk menjadi guru yang lebih baik?

A : Ayah saya. Kebetulan beliau juga seorang guru. Karena guru masa lalu itu lebih baik daripada guru masa kini. Kalau guru masa lalu itu jelas sekali langkahnya.
Guru SD saya juga. Karena beliau tidak hanya menjadi guru, namun juga membimbing saya dalam banyak hal.

Q : Apa suka-duka ustadzah selama menjadi guru?

A : Sebenarnya lebih banyak sukanya. Dukanya itu saat kita bertemu dengan murid yang sangat tidak ingin tahu. Jadi, apapun yang kita sampaikan, dia tidak ingin tahu.

Q : Kesan dan pesan ustadzah selama mengajar di PPDU Putri 01?

A : Kesannya menyenangkan. Pada umumnya, santriwati semua sangat ingin belajar, meskipun ada beberapa yang masih belum serius belajar.
Pesannya, santriwati harus lebih faham bahwa apa yang mereka miliki itu adalah apa yang terjadi sekarang, bukan masa depan, bukan masa lalu. Jadi, apabila mereka dapat mengisi masa kininya dengan sebaik mungkin, maka ke depannya mereka tidak mungkin menyesal. Contohnya ketika ada yang tidur, kalau mereka tidur ketika pelajaran maka mereka akan kehilangan banyak hal penting pada saat itu.

Q : Kata-kata untuk seluruh guru di Indonesia terutama di PPDU Putri 01 bertepatan dengan Hari Guru Nasional 2020?

A : Selamat hari guru, semoga tetap semangat untuk memberikan bimbingan, pendidikan, dan membantu anak-anak untuk meraih apa yang mereka impikan di masa depan.

Begitulah sekiranya rangkuman wawancara kami untuk liputan Hari Guru Nasional. Terima kasih guruku, pahlawan tanpa tanda jasaku..

#Selamat Hari Guru

#PSBdupi2K21

 

Leave a Reply