Sebagai makhluk yang diciptakan dengan mengemban misi mulia untuk menjadi khalifah di muka bumi. Maka manusia diciptakan dengan berbagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.

Selain sebagai penunjang fungsi dan kinerja manusia, kelebihan tersebut sebagai penanda kemuliaan dan meninggikan martabat manusia di atas makhluk lainnya.

Potensi berupa akal dan ilmu inilah yang merupakan kelebihan manusia dibanding dengan makhluk-makhluk lainnya. Apabila manusia dapat memberdayakan dan memanfaatkan akal dan ilmunya dengan baik, maka ia akan mencapai status mulia.

Manusia diibaratkan dengan binatang yang berfikir, kalau manusia tidak dapat menggunakan akal pikirannya dengan baik, maka ia tidaklah lebih tinggi derajatnya daripada hewan. Meskipun manusia adalah makhluk yang tidak sempurna dan penuh dengan kesalahan.

Namun, islam mengkategorikan manusia sebagai makhluk paling mulia di muka bumi. Serta lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk-makhluk Allah SWT lainnya.

Kemuliaan derajat manusia ini karena ia dibekali keistimewaan ilmu pengetahuan, kepandaian bahasa (Al-Bayan), rasio (Akal), serta tamyiz, kemampuan membedakan hal baik dan buruk. Bahkan seluruh makhluk selain manusia yang ada di muka bumi ini seperti binatang, ia tidak memiliki kemampuan kompleks seperti manusia.

Pilihan dan kesadaran terhadap yang benar (haq) dan yang salah (bathil). Inilah yang merupakan keistimewaan terbesar pada diri manusia. Namun, jika manusia tidak bisa memanfaatkan keistimewaan ini sebaik mungkin, maka derajatnya akan direndahkan serendah-rendahnya. Bahkan lebih dari binatang.

Tetapi jika ia dapat memanfaatkan keistimewaan tersebut, dan ia berhasil mengendalikan hawa nafsu dan kesadarannya, maka ia akan memperoleh ganjaran derajat paling tinggi di sisi Allah SWT.

Manusia dikaruniai akal untuk mempertimbangkan baik dan buruk dalam suatu tindakan atau peristiwa di muka bumi ini. Hal ini telah tertulis dalam firman Allah SWT;

فمن شآء فاليؤمن و من شآء فاليكفر
[سورة الكهف : ٢٩]

Artinya: “Barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman. Dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.” [Qs. Al-Kahfi (18) : 29]

Selain keistimewaan akal dan ilmu pengetahuan, manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan fisik dan anggota tubuh terbaik, sesuai fungsi dan kegunaannya. Dengan fisik yang sempurna, manusia dapat melakukan banyak hal yang tak bisa dicapai oleh makhluk lain di muka bumi ini.
Allah SWT berfirman:

لقد خلقنا الإنسان في احسن تقويم [ سورة التين : ٤]
Artinya: “Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” [Qs. At-Tin (95) : 4]

Meskipun manusia adalah makhluk paling mulia di muka bumi ini, namun yang memiliki derajat tertinggi di sisi Allah SWT adalah orang yang paling bertaqwa di antara manusia.

إنّ اكرمكم عند الله ألقاكم إنّ الله عليم خبير [ سورة الحجرات : ١٣]

Artinya: “Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah SWT ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah maha mengetahui, maha teliti. [Qs. Al-Hujurat (49) : 13].

Orang yang mulia adalah orang yang selalu melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri dan agamanya. Orang seperti ini akan mendapatkan kebaikan yang jumlahnya tidak dapat dihitung dengan angka. Dan dia adalah orang yang beruntung.

Sebaliknya, orang yang mencintai dunia, ia akan menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Orang seperti ini adalah orang yang akan mengalami banyak kerugian pada dirinya. Karena telah melakukan kesalahan.

Maka sudah seharusnya kita membiasakan diri dengan melakukan hal yang bermanfaat. Jadikan dunia di genggaman, bukan di hati. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung, yang telah berhasil mendapatkan ridho-Nya. Aamiiin.

〈Salsa Lutfiah Paduppai〉

STAY TUNE—

Website: ppduputri.or.id | https://ppduputri.or.id

You Tube: DUPI ONE TV | https://www.youtube.com/channel/UC1hpHz1z3C4cxa4xi9SlSnQ

Instagram: dupione_malang | https://www.instagram.com/dupione_malang/

Tiktok: dupione | https://www.tiktok.com/@dupione

Facebook: Daarul Ukhuwwah Putri I | https://www.facebook.com/dupione/