Syirik Dalam Kehendak Dan Niat
Syirik dalam kehendak dan niat diumpamakan dengan lautan yang tak bertepi. Sedikit sekali yang selamat darinya. Barang siapa yang dengan amalnya menghendaki selain wajah Allah, atau meniatkan sesuatu selain dari mendekatkan diri kepada-Nya dan mencari ganjaran-Nya, maka dia telah berbuat syirik dalam niat dan kehendak.
Ada salah satu contohnya yaitu banyaknya orang yang menuntut ilmu hanya untuk bisa mendapatkan ijazah, pekerjaan, pangkat, jabatan, serta kedudukan di sisi manusia. Dan banyak lagi contoh-contoh lainnya yang mana sebagian dari manusia berlomba-lomba mencari dunia yang sifatnya hanya sementara. Seharusnya jika kita meniatkan sesuatu harus dengan sebuah keikhlasan.
Yang dimaksud keikhlasan adalah berbuat ikhlas kepada Allah dalam ucapan, perbuatan, kehendak dan niat. Inilah Al-Hanafiah, yang merupakan millah (agama) Ibrahim, yang Allah perintahkan kepada seluruh hamba-Nya. Allah tidak akan menerima dari seorang pun selain keikhlasan tersebut. Itulah hakikat Islam.
وَ مَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيْنًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى الأَخِرَةِ مِنَ الخَاسِرِيْنَ [٨٥]
Artinya: “Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan terima, dan di Akhirat dia termasuk orang yang rugi”. (Qs. Ali-Imran:85)
Itulah millah Ibrahim, yang barang siapa berpaling darinya berarti dia termasuk orang yang paling bodoh.
Oleh karena itu kita sebagai seorang muslim harus meniatkan segala sesuatu yang kita kerjakan hanya untuk mengharapkan ridho dan keberkahan dari Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, agar kita terhindar dari perbuatan yang tercela termasuk syirik.
والله أعلم بالصّواب
Sesungguhnya Allah mengetahui kebenarannya.
Sumber: Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim. 2017. Ad-Daa’ Wad Dawa’. Saudi Arabia. Pustaka Imam Syafi’i.
〈Nafa’a Dina Salamah〉
STAY TUNE—
Website: ppduputri.or.id
YouTube: DUPI ONE TV
Instagram: dupione_malang
TikTok: dupione
Facebook: Daarul Ukhuwwah Putri I