Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri

Islam Telah Mengajarkan Betapa Indahnya Sebuah Kesabaran

 

Awal yang sangat menyakitkan, yang tak pernah terpikirkan dalam pikiranku. Adalah disaat aku telah mendapatkan sosok teman yang sangat memahamiku dan menghargaiku. Yang selalu berada di sampingku.

Tapi semua orang malah memandangku seperti perempuan hina. Tak ada yang mau mendekatiku pada setiap jengkal Pondok ini. Bahkan bisa di bilang, yang paling senior tak ingin memandangku baik. Mungkin karena mereka tak tau masa laluku. Tapi aku sempat berpikir, tak usahlah mereka tau masa laluku sekejam apa menimpaku. Dan akhirnya, sebuah fitnah keluar dari mulut ke mulut. Yang membuat semua orang percaya akan fitnah itu. Rasanya seperti hujan batu yang menimpaku seketika. Tapi aku tetaplah aku. Aku berusaha kuat di depan temanku. Karena aku tahu, temanku memiliki masa lalu yang lebih kelam dariku. Mungkin jika kalian mendengar masa laluku dan masa lalu teman dekatku, hanya seperti hal sepele. Karena kalian tidak pernah merasakannya.

Dan jika aku sedih di depan temanku hanya karena 1 masalah, maka temanku bisa menjadi sangat over thingking, sampai membuatnya sakit. Akhirnya aku tetap berusaha kuat untuk tidak menangis. Tau rasanya menahan tangis? Lebih sakit di bandingkan sakit gigi. Hingga sampailah pada atas puncak temanku yang telah kehabisan kesabaran yang kemudian emosi. Ia sampai berceletuk seperti ini, “liat aja nanti, aku bakal ngelabrak mereka”. Tapi aku selalu menasihatinya, bahwa ketika Rasulullah SAW di fitnah oleh kaum musyrik, beliau selalu bersabar dan tetap bersabar. Tidak pernah membalas kaum musyrik itu. Bahkan Rasulullah SAW selalu mendo’akan mereka agar salah satu dari mereka masuk Islam. Dan terbukti, salah satu dari mereka telah masuk islam dan menjadi pemimpin perang di zaman itu.

Dan entah mengapa, ketika aku berdo’a dan meminta tolong kepada Allah SWT untuk mendapatkan solusi atas masalahku melalui shalat tahajjudku, Allah akhirnya menjawab semua do’aku melalui kalam ustadzku pada muhadharah pekanan di setiap hari sabtu. Karena adanya pertanyaan salah satu santriwati mengenai fitnah. Yang dimana jika kita mendapat fitnah, apakah sebaiknya kita membalasnya atau tidak?. Dan hanya jawaban ini yang aku ingat dari ustadz ku; “Tidak usah di balas. Karena ketika orang itu memfitnah kamu, maka setiap ia melaksanakan shalat, puasa, atau melakukan amal shalih lainnya, maka pahalanya akan mengalir kepadamu seutuhnya. Dan mungkin saja Allah memang tidak membalas mereka di dunia, tapi mungkin akan membalas mereka di akhirat kelak”.

Kalau boleh menyebut nama ustadz ku, beliau adalah Al-Ustadz KH. Ahmad Syakirin Asmu’i, Lc., MA. Yang telah membuat hatiku tenang malam itu. Dan tak lupa manusia terbaik, tauladan kita, beliau adalah Nabi kita, Nabi Muhammad SAW. Yang telah menginspirasiku, untuk tidak membalas orang-orang yang telah memfitnahku dan teman dekatku. Terima kasih juga atas teman dekatku, yang telah memberiku banyak motivasi agar aku tetap bisa hidup nyaman di dunia ini, dan melupakan masa laluku sedikit demi sedikit.

〈Ardelia Belvana〉

 


STAY TUNE—

Website: ppduputri.or.id | https://ppduputri.or.id/

You Tube: DUPI ONE TV | https://www.youtube.com/channel/UC1hpHz1z3C4cxa4xi9SlSnQ

Instagram: dupione_malang | https://www.instagram.com/dupione_malang/

Tiktok: dupione | https://www.tiktok.com/@dupione

Facebook: Daarul Ukhuwwah Putri I | https://www.facebook.com/dupione/ 

Tinggalkan Balasan