Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri

Kesungguhan, Ketekunan, dan Keinginan yang Kuat dalam Menuntut Ilmu

Apabila seorang penuntut ilmu ingin meraih kesuksesan dalam studinya, ada tiga hal yang perlu dijadikan pedoman dalam tiap proses pembelajarannya. Berikut penjabaran dari ketiga kunci sukses dalam menuntut ilmu.

  1. Bersungguh-sungguh
ilustrasi bersungguh-sungguh

Allah Ta’ala berfirman,

والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلن

“Dan Orang-orang yang (berusaha) mencari keridhaan Kami, niscaya Kami tunjukkan mereka kepada jalan-jalan Kami” (Surat 29, Al-Ankabut 69).

Seseorang yang bersungguh-sungguh dalam menunaikan suatu pekerjaan akan lebih mudah untuk menempuh tujuannya. Karena apabila ia bersungguh-sungguh maka semua masalah yang menghadang di tengah jalan akan mudah teratasi dengannya. Sebaliknya, orang yang tidak bersungguh-sungguh atau melakukan sesuatu dengan setengah hati maka akan terasa lebih sukar untuk menggapai kesuksesan.

2. Ketekunan

ilustrasi ketekunan

Ketekunan bisa juga kita sebut dengan istilah ‘istiqomah’. Dengan keistiqomahan ini, semua ketidakmungkinan bisa diraih. Yang awalnya sukar pun, terasa lebih mudah apabila kita melakukan sesuatu secara kontinu (istiqomah).

Sesuatu yang dilakukan sedikit-sedikit namun kontinu lebih baik daripada melakukan sesuatu yang besar namun hanya dilaksanakan sesekali. Oleh karena itu, membaca buku satu lembar tiap harinya lebih baik ketimbang membaca sebuah buku dalam sehari semalam suntuk namun besoknya tidak dilakukan lagi.

Bahkan saking tekunnya para ulama’, ada beberapa mereka yang memilih untuk membujang. Seperti Abu Hurairah ra., Sibawayh, Ibnu Jarir at-Thabari, Imam an-Nawawi ad-Dimasyqi, Imam az-Zamakhsyari al-Khawarizmi, Ibnu Taimiyyah al-Harani ad-Dimasyqi, dll.

3. Keinginan yang Kuat

ilustrasi keinginan kuat bak seorang prajurit perang

Pepatah Arab mengatakan,

من طلب شيئا وجد وجد، ومن قرع الباب ولج ولج

Barangsiapa bersungguh-sungguh dalam mencari sesuatu ia pasti mendapatkan, dan barangsiapa yang mengetuk pintu dan maju pantang mundur, ia pasti dapat masuk.

Tanpa keinginan yang kuat atau cita-cita yang luhur, kita tidak akan mampu meraih kesuksesan. Karena siapa yang mudah goyah dan tidak teguh pendiriannya, maka akan lebih mudah pula mendapati kegagalan.

Dalam konteks menuntut ilmu, kesungguhan yang dibutuhkan bukan hanya datang dari sang penuntut ilmu, namun menuntut kesungguhan dari tenaga pendidik juga wali murid. Karena tiga pihak ini harus saling terintegrasi satu sama lain.

Asy-Syaikh Al-Imam Al Ajall Al-Ustadz Sadiduddin Asy-Syairazi malantunkan sya’ir kepadaku gubahan Imam Asy-Syafi’iy rahimahumallah;

اَلْجِدُّ يُدْنِى كُلَّ أَمْرٍ شَاسِعٍ # وَالْجِدُّ يَفْتَحُ كُلَّ بَابٍ مُغْلَقِ

Bersungguh-sungguh dapat mendekatkan segala perkara yang jauh # dan Bersungguh-sungguh dapat membuka setiap pintu yang terkunci

وَأَحَقُّ خَلْقِ اللهِ بِالْهَمِّ امْرُؤٌ # ذُوْ هِمَّةٍ يُبْلَى بَعَيْشٍ ضَيِّقِ

Makhluk Allah yang paling pantas di bilang sengsara adalah orang # yang bercita-cita tinggi yang di uji dengan kehidupan yang sempit

وَمِنَ الدَّلِيْلِ عَلَى الْقَضَاءِ وَحُكْمِهِ # بُؤْسُ اللَّبِيْبِ وَطْيْبُ عَيْشِ الْأَحْمَقِ

Di antara tanda bukti atas ketetapan dan hukum-Nya # adalah kesempitan orang cerdas dan kalapangan orang dungu

لَكِنْ مَنْ رُزِقَ الْحِجَا حُرِمَ الْغِنَى # ضِدَّانِ يَفْتَرِقَانِ أَىْ تَفَرُّقِ

Bagaimanapun orang yang di beri kecerdasan (kebanyakan) terhalang dari kekayaan # keduanya merupakan hal yang berlawanan yang tidak dapat disatukan.

Selain itu, dalam syair Arab lainnya disebutkan;

بِقَدْرِ الْكَدِّ تُكْتَسَبُ الْمَعَالِى # فَمَنْ طَلَبَ الْعُلَى سَهَرِ اللَّيَالِى

Kemuliaan hanya dapat dicapai sesuai dengan kadar kesulitan # maka barangsiapa yang mencari kemuliaan harus sanggup tidak tidur malam

تَرُوْمُ الْعِزَّ ثُمَّ تَنَامُ لَيْلًا # يَغُوْصُ الْبَحْرَ مَنْ طَلَبَ الَّلآلِى

Engkau menginginkan kemuliaan tapi tidur nyenyak di malam hari # padahal orang yang mencari mutiara saja harus menyelam ke dalam lautan

عُلُوُّ الْكَعْبِ بِالْهِمَمِ الْعَوَالِى # وَعِزُّ الْمَرْءِ فِى سَهَرِ اللَّيَالِى

Keluhuran derajat dapat diraih dengan cita-cita yang tinggi # dan keluhuran seseorang dapat diraih dengan tidak tidur malam

تَرَكْتُ النَّوْمَ رَبِّى فِى اللَّيَالِى # لِأَجْلِ رِضَاكَ يَا مَوْلَى الْمَوَالِى

Wahai Tuhanku, aku tinggalkan tidur di malam hari # demi mendapatkan ridla-Mu wahai Tuan sekalian manusia

وَمَنْ رَامَ الْعُلَى مِنْ غَيْرِ كَدٍّ # أَضَاعَ الْعُمْرَ فِى طَلَبِ الْمُحَالِ

Barangsiapa menginginkan keluhuran dengan tanpa kesusahan # berarti ia telah menyia-nyiakan usia untuk mencari perkara yang mustahil

فَوَفِّقْنِى إِلَى تَحْصِيْلِ عِلْمٍ # وَبَلِّغْنِى إِلَى أَقْصَى الْمَعَالِى

Maka tolonglah aku ya Allah, agar mendapatkan ilmu # dan sampaikanlah aku pada puncak kemuliaan yang di cita-citakan.

Hadits Sahih Riwayat al-Bukhari: 38

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ.

 

Dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ beliau bersabda:

Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit).
Maka berlakulah lurus kalian, mendekatlah (kepada yang benar) dan berilah kabar gembira, serta gunakanlah waktu al-Ghadwah (awal pagi) dan al-Rauhah (setelah zuhur) dan sebagian dari al-Duljah (malam hari).

Begitulah renungan santri sejati kita kali ini, semoga kita dapat menjadi santri atau penuntut ilmu di manapun dan kapanpun. Agar berkah ilmu itu tidak berhenti begitu saja, namun terus mengalir hingga akhir hayat nanti, aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin..

[Warda Az-Zahra]

 

Tinggalkan Balasan