Menjaga Akal, Upaya Syari’ah untuk Menjunjung Kemuliaan Manusia
Imam Al-Ghazali berkata,
الإنسان حيوان ناطق
Manusia adalah hewan yang dapat berbicara (berfikir)
Mengapa bisa demikian?
Salah satu tanda orang berakal adalah berbicara. Oleh karena itu, asahlah akalmu agar menjadi akal yang bermakna. Bukan hanya untuk kebaikan di dunia saja namun juga demi kebaikan di akhirat. Karena kelak, kita pun akan ditanya tentang penggunaan seluruh anggota tubuh termasuk akal.
Maka dari itu, Allah melarang kaum muslim dari merusak akal. Yang termasuk dari merusak akal adalah dengan minum minuman keras. Allah Ta’ala berfirman dalam Qur’an Surah Al-Ma’idah ayat 90,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْخَمْرُ وَٱلْمَيْسِرُ وَٱلْأَنصَابُ وَٱلْأَزْلَٰمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ فَٱجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Di antara perbuatan lain yang dilarang lantaran merusak akal ialah menonton segala sesuatu yang berhubungan dengan pornografi. Karena dapat menyebabkan otak berlubang. Begitu pula dengan bermain game berlebihan, maka akan menimbulkan kelainan pada otak manusia.
Oleh karena itu, sebagai muslim kita harus menghindari segala sesuatu yang dapat merusak akal kita. Selain itu, kita harus menjaga akal dengan cara belajar ilmu-ilmu yang bermanfaat, terutama ilmu agama Islam. Wallahu a’lam bish showaab.
[Zahro Al-Adawiyyah]