22Agu
11Nov
Mimpi Buruk Para PahlawanSejarah telah mencatat bahwa beratus-ratus pahlawan telah gugur demi membela tanah air tercinta. Ada yang gugur dan diketahui namanya, namun ada pula yang gugur tanpa meninggalkan nama. Meski tanpa meninggalkan nama, para pahlawan tersebut meninggalkan pelajaran yang amat berharga bagi para generasi muda. Bahwasanya, seorang pahlawan tidak berjuang demi nama atau kedudukan semata, namun justru
24Okt
Tentang SantriLiukan merah putih berkibar, seakan menandakan kegagahannya. Ratusan tangan memberi hormat. Senandung pun terdengar tegas namun tetap berirama. Indonesia Raya Merdeka, merdeka Tanahku, negeriku, yang kucinta… Indonesia Raya Merdeka, merdeka Hiduplah Indonesia Raya…. Selalu seperti ini, hatiku tersentuh tiap kali lantunan lagu Indonesia Raya dinyanyikan. Bukan hanya itu, lantunan Mars Daarul Ukhuwwah dan Hymne Oh
16Agu
Renungan KemerdakaanHari itu, hari di mana kami tersibukkan dengan agenda PSB (Penerimaan Santriwati Baru). Terik matahari tak menyurutkan langkah kami untuk ikut terjun langsung. Menertibkan jalanan demi kelancaran lalu-lalang kendaraan para walisantri yang ingin mengantarkan buah hati tercintanya menuju ke pondok. Kami, berempat. Menjadi saksi atas kejadian di hari itu. Pagi-pagi, jam 07.00 WIB. Kami mulai
30Apr
Apakah Sabar itu Berbatas?Sabar, satu kata yang sarat dengan makna. Satu kata pula yang mudah untuk dilisankan, tetapi sulit untuk dilaksanakan. Benarkah demikian? Sebagian besar dari kita, sering menggunakan kata sabar untuk menasihati seseorang atau sebagai bentuk ungkapan simpati. Dengan mudah kita mengucapkan ke lawan bicara. Lantas, apakah sabar itu juga sudah kita terapkan dalam diri sendiri? Mari,
29Mar
Sampaikan Pada NegrikuSampaikan Pada Negriku oleh: Farida Syarifah Teriakan itu masih terdengar jelas “Merdeka… Merdeka… Merdeka” Tumpah darah terbayar lunas Rantai belenggu terlepas bebas Derita lenyap tak berbekas Tanah subur, Laut membiru Padi menguning, Gunung menjulang Pertiwiku merdeka, Bung Karno tersenyum lebar…
15Mar
Yang Terdalam Untukmu Wahai InsanHamparan bumi terbentang luas Menaungi alam tak beralas Menopang langit tak bertiang Hingga menghirup oksigen dengan tenang Petani mengeluh Nelayan memberi tahu Penunggu rimba menyeru Pendaki gunung mengadu Otak-otak dangkal merencanakan perusakan Tangan-tangan jahil meretakkan keindahan Kaki-kaki gatal menghancurkan jantung kota Mata-mata bengis mengiris paru-paru alam Hentikan, cukup…!!! Mana padi yang kau
23Apr